Minggu siang hari lalu, sambil duduk, menyandarkan kepala di bangku taman, dan menengadah ke langit, pikir saya melanglang ke sebuah ikatan yang selama ini berlangsung. Selama ini, saya hanya menjalaninya tanpa berpikir serius tentang hal itu.
Mungkin bermula dari sabtu sore, ketika seorang sahabat yang sudah lebih dari lima tahun menjalani ikatan persahabatan dengan saya, ia mengantarkan saya ke tempat yang sangat ingin saya sambangi. Ia keluar dari rutinitas bersama pasangannya untuk bersama saya. Sepanjang waktu kebersamaan kami sore itu, kami saling mengupdate kisah kehidupan. Gelak tawa, empati, duka, bahagia, dan segala macamnya tumpah saat itu juga. Pertemuan langsung seperti itu jarang kami lakukan, senang rasanya dpt berinteraksi dan berekspresi langsung ketika saling bercerita. Di akhir pertemuan, ia memberikan sebuah buku yang sdh sejak lama ia simpan untuk saya.
Ada juga beberapa peristiwa yang terlewatkan, salah seorang sahabat saya sakit. Saat itu, kondisinya cukup serius. Saya jadi berpikir, kenapa saya bisa kecolongan utk mengetahui hal tsb? Sepertinya komunikasi kami kurang dijaga sehingga banyak cerita yg tdk tersampaikan. Hhh, saat itu sedih dan cemas bercampur, kok rasanya ada yg perlu saya perbaiki, kami perbaiki.
Kejadian tersebut membuat saya berpikir tentang sahabat2 saya. Ketika kita beranjak dewasa, tdk banyak orang yang akan tetap bersama kita dan dapat kita sebut sbg sahabat. Orang yang tidak selalu kita temui setiap hari, tetapi akan selalu memiliki tempat di hati. “Orang yang sama, tetapi berbeda” begitu kata seseorang, saya memaknainya sebagai orang yang memiliki potongan persamaan dgn diri saya, tetapi orang yg bukan saya. Pada setiap sosok sahabat, kami berbagi kesamaan yang mengeratkan ikatan kami. Ikatan yang membebaskan kami utk berkembang dan bertumbuh, tanpa saling melepaskan.
Betapa beruntungnya saya karena telah menjadi bagian dari beberapa lingkaran persahabatan. Memang, tidak melulu kisah manis dan menyenangkan ada di dalamnya, kadang ada juga rasa kesal dan kesalahpahaman. Namun, bagi saya, mereka adalah pengejawantahan saya di dalam sosok yang berbeda.
I love you, every each of you. Mari menjadi sahabat sepanjang hidup. Mari menjadi pribadi yang jujur dan asertif, saling mendukung, saling menguatkan, dan saling mengasihi. Saya memiliki banyak keterbatasan untuk menjadi sahabat yang baik, harap dimaklumi dan dimaafkan.
Love You,
B
Posted from WordPress for Android