Pizza recipe

Adonan kulit (dough):
250 gr terigu (segitiga biru atau cakra kembar)
Fermipan 6 gr (kira2 stgh bungkus kemasan 11 gr)
Mentega 50 gr (kira2 empat sdk mkn)
Air dingin 100 ml
Garam secukupnya (1/2 sdk teh)
Gula secukupnya (1/2 sdk teh)

Cara membuat:
Campurkan terigu, fermipan, garam, dan gula, kemudian aduk rata. Masukkan air dingin, aduk rata adonan menggunakan tangan. Kemudian tambahkan mentega, campur hingga rata.
Kemudian uleni adonan hingga kalis (tdk menempel di tangan). Adonan diuleni dengan gerakan seperti mengucek baju, tetapi satu arah. Adonan harus terus menempel dgn telapak tangan agar temperaturnya sama dengan suhu tubuh agar fermipan bekerja scara optimal. Ketika adonan terasa sudah kalis dan lebih ringan dibanding tekstur awalnya, bentuk menjadi satu bulatan besar. Simpan di dalam wadah yang kemudian ditutup lap kering, kemudian istirahatkan selama 20 menit.

Kemudian, setelah 20 menit, adonan siap dibentuk sesuai wajannya (utk 1 resep biasanya bisa muat utk 1 wajan teflon ukuran besar, tetapi mnghasilkan Pizza yg tipis dan renyah).
Pinggiran Pizza dpt diisi keju atau sosis, lipat rapi pinggirannya lalu Iris tiap batas sosis atau keju.

Utk bagian tengah, oleskan saus tomat tipis2 (atau sesukanya), lalu bisa diberi topping sosis, tuna kalengan, atau daging asap. Kemudian susun bawang bombay dan taburkan keju parut (lbh enak mozzarela atau melted cheese). Paprika dan jagung dan jamur bs ditambahkan juga..

Masak di kompor menggunakan api paling kecil. Selama proses memasak, wajan harus tertutup rapat. Biasanya akan matang dalam 10-15 menit.

image

image

Yummm!!!
Posted from WordPress for Android

Cenayang?

Pagi tadi, ada seorang teman kerja yang memposting sebuah ungkapan yg membuat saya bertanya2, apa gerangan cerita di balik ungkapan tersebut.

image

Yang lebih menyedihkan dr menunggu adalah saling menunggu tapi tidak saling tahu. Benar sekali sepertinya. Ungkapan tersebut membawa saya ke masa lalu ketika saya masih kuliah.

Ada seorang teman pria yg akhirnya menjadi sahabat saya. Orangnya pendiam, susah dekat dgn orang lain karena memiliki dunianya sendiri yg jarang dipahami dan disukai oleh org lain, cukup rupawan dengan rahangnya yang tajam, suka membaca, suka musik indie, tatapan matanya tajam dan selalu berfokus pada org yg sedang diajaknya mengobrol, rendah diri, senyumnya cukup menawan, badannya tinggi, suka merokok, suka bersenandung dan suaranya lumayan merdu, dan sahabat yg baik. Di awal persahabatan kami, dia berkata “kita akan benar2 menjadi sahabat, ya. Tidak ada yg namanya suka, kita tidak boleh saling jatuh cinta.” Dan saya menyetujuinya.

Kami menjadi sangat dekat. Kami saling berbagi cerita kehidupan kami yg selama ini tersimpan rapat, tidak dapat dibagi dengan orang lain. Sering kali saya mengajaknya utk berkenalan dgn sahabat saya yg lain agar ia dapat melatih kemampuan sosialisasinya. Lambat laun, ia membaik, tidak lagi merasa gugup ketika bertemu org baru dan dapat memulai percakapan secara luwes. Kebiasaan merokoknya lambat laun berkurang hingga bisa tidak merokok selama seharian. Ia belajar menjadi pribadi yg dapat diterima dan menerima orang lain. Dan saya menjadi orang yg dapat dia percaya dan manjakan.
Setelah beberapa tahun, saya mulai merasa ada yg aneh di dirinya. Setiap hari dia menelpon saya, kadang tidak berkata2, sepertinya hanya ingin merasa ada di dekat saya setiap waktu. Terkadmeg menyanyikan sebuah lagu dengan suara bassnya, lagu cinta. Entah apa yg sedang ia rasakan.

Pernah mendengar pernyataan bahwa perempuan lebih pandai dlm memahami perasaan seseorang sehingga ia lebih peka thdp cinta, sedangkan pria kurang pandai memahami dan membaca perasaan sehingga harus diberi tahu secara langsung ttg perasaan? Well, it doesn’t work that way for me. I mean, gosh, I’m not a psychic, I can’t read his mind! Setiap orang harus mengatakan apa yg dirasakan thdp orang lain, tentunya secara asertif ya.

Singkat cerita, saya membiarkan tingkah aneh sahabat tersebut selama beberapa waktu. Saya sibuk dengan berbagai macam kegiatan kemahasiswaan dan kuliah. Hingga tiba datangnya bulan februari. Fyi, I do love chocolate but I don’t expect someone would come to me early morning on February to give me chocolates. Nggak tepat di tanggal 14 siy, tapi tetap saja “pesan” yg tertulis di kemasan cokelat itu berbau cinta.

Akhir cerita, saya tetap tidak memahami apa pun karena tidak ada pernyataan yg disampaikan olehnya.  Ia tetap tidak menyatakan perasaannya kepada saya secara langsung, melainkan menyatakan ke adik saya bahwa selama ini dia mencintai saya (which doesn’t change anything, at all). Ia menjauh dan menghilang dari saya. Hingga saat ini.

Perasaan yg tidak diungkapkan pada saat yg tepat akan menjadi perasaan yg terendapkan.  Mungkin, jika saat itu dia mengungkapkan perasaannya, kami tidak lagi menjadi sahabat, melainkan pasangan. Mungkin, jika dia tidak menunda pernyataannya, saya memiliki perasaan yg sama. Kami, saling menunggu, tetapi tak saling tahu.

Namun, ada kemungkinan juga bahwa saya akan langsung mengambil langkah seribu untuk menjauh darinya.

Xoxo,
B

*mengingat kembali, merindu sahabat itu.

Posted from WordPress for Android

You, my friend, deserve happiness as we all do

Di tengah musim nikah seperti sekarang ini, akan ada banyak orang yg masih sendiri yg memimpikan pernikahannya. Kegamangan berbalut kenangan akan orang terkasih yg dulu mewarnai hari akan serta merta merajai hari.  Kekasih yg saat ini menempati ruang hati akan menjadi pelengkap mimpi pernikahan. Berbagai asa dan hampa beterbangan bebas di pikir.

Pun siang ini, seorang teman mengirimkan gambar pernikahan yg sepertinya ia impikan..

image

Pernikahan PM Luxemburg.

Teman itu sedang menjalin hubungan dengan seseorang yg sangat baik dan kali ini sangat pas utk teman saya. Saya cukup tahu perjalanan asmara yg sebelumnya sehingga saya bersyukur dan senang ketika ia akhirnya menemukan org yg amat sesuai dengannya.

Melihat foto tersebut dan maraknya acara pernikahan menjelang puasa, teman saya dan pasangannya pun memiliki keinginan utk bersatu dlm pernikahan. Namun, semuanya terasa mustahil. Ah, betapa berat beban yg mereka pikul saat ini.

Namun, di negara ini, mereka tdk dapat disatukan dalam tali pernikahan. Mereka hanya dapat menikmati dan menghargai saat ini, ketika kebersamaan masih dapat direguk. Tidak ada pihak yg dirugikan jika mereka terus bersama, karena keduanya tdk memiliki ikatan lain. Mereka saling melengkapi dan menemani.

Saya tidak heran jika ada di antara pembaca yg mengerutkan dahi, berdecak jijik atau marah, bahkan menghujat teman saya dan pasangannya itu.  Namun, sebagai manusia yg pernah mengenal cinta, Anda pasti sangat paham dengan kondisi mereka saat ini kan?

Kenalilah mereka, pahami ttg riwayat mereka, dan lihatlah mereka sebagai manusia. Kita tdk bisa mewakili Tuhan utk menghakimi siapa atau apa pun. Biarlah urusan akhirat menjadi urusan mereka dan Tuhan, toh pd hari akhir kita semua bertanggung jawab atas diri kita sendiri kan. 

Tapi, terserah lah.

Xoxo,
B

Posted from WordPress for Android

The upcoming reunion with besties

One of my besties is going to get married (oh,  yeah, my few last article were talking about wedding. Don’t get bored, because I am going to post at least one more :mrgreen:). Upsetting because she didn’t told me herself, I know it from one of the girls in our group of bestie (we’ve met when we’re in college).

I can’t stand to not call her at the moment I know the news. So I called her last night and found out that she only have one month to prepare her big day (at this moment, even the invitation haven’t done yet). Semoga semuanya bisa siap tepat waktu ya, mengingat rada ribet deh persiapan pernikahan tuh. Kalo saya siyh pasti lama milih gaun atau kebaya hihihi..

After a long before-bed conversation,  I contact the other member of my bestie group,  there are two of them (one is around four mother pregnant). Then we start to make a plan on how to get there, since none of us have ever visited her home.

Wish us and the wedding luck.  Can’t wait to be with them and we surely will have a loooong night chat when we’re together..

To be continued..

Xoxo,
B

Posted from WordPress for Android

What it would be if it’s mine

Masih terkait dengan acara pernikahan, mengingat saya baru saja didaulat menjadi panitia…

Terpikir oleh saya, mungkinkah acara resepsi pernikahan menjadi acara yang menyenangkan? Saya jadi menginginkan acara pernikahan yang membuat semua undangan dan keluarga merasa senang dan tidak merepotkan. Semua orang dapat dengan bebas berbincang sambil makan siang dengan menggunakan pakaian yang tidak formal. Mungkin sebuah pesta kebun, dengan semilir angin dan rerumputan hijau yang menemani semua orang.

Acara pernikahan sedianya merupakan acara yang membahagiakan, bagi kedua mempelai beserta keluarga serta semua orang yg diundang. Acara yang mengakrabkan kedua pihak keluarga. Agak mengganggu ketika berpikir bahwa ada org yg stres atau terbebani dengan acara pernikahan saya.

Mungkin impian saya adalah acara akad nikah yg seederhana dan hangat. Diikuti dengan acara resepsi di ruang terbuka, ada hamparan rumput hijau, semilir angin, semua orang bebas bergerak,  semua org tersenyum, semua org berbahagia, mungkin akan ada alunan musik chamber orchestra atau lantunan piano atau mungkin musik tradisional. Yang terpenting, semua orang yang dekat dengan kami, hadir di sana. Kami semua bebas berbincang dan menikmati hari yg bahagia itu.

Well,  that is if I have the opportunity to married someday..  Hahaha..

Xoxo,
B

Posted from WordPress for Android

The Wedding

Kemarin baru saja menjadi ketua panitia pihak perempuan untuk pernikahan sepupu.. Cape tapi senang bisa membantu dan semua acara berjalan tepat waktu (hanya ada 1 sesi yg kelebihan waktu hingga 15 menit).

Pernikahan sepupuku ini dijalankan dengan dua prosesi adat, Jawa dan Padang.

Acara dimulai dengan akad nikah, kemudian diikuti oleh prosesi adat Jawa yang terdiri dari penyerahan pisang sanggan, balangan suruh (lempar sirih), wijidadi (injak telur), basuh kaki, sindur binayang, timbang manten (pangkon), kacar kucur/tampa kaya, dahar kalimah (suap-suapan), dan ditutup dengan sungkeman/ngabekten.

Setelah itu, pengantin harus buru-buru kembali ke ruang rias untuk mengganti pakaian adat Jawa dengan pakaian adat Padang. Setelah itu berlanjut dengan adat Padang. Fiuhh, untungnya perias adat Padangnya sdh profesional, jadi pemasangan sunting (hiasan kepala khas padang yang berat itu) dapat dilakukan secara cepat.

Pada prosesi adat padang, acara iring-iringan diikuti dengan tari pasembahan yg diiringi oleh talempong. Senang rasanya bisa menikmati alunan musik tradisional secara langsung dan dalam jarak dekat. Setelah itu ada lagi tari piring. Kemudian tamu menyalami pengantin sembari menyaksikan tari narojeng yg merupakan kesenian Betawi.

Tamunya banyak sehingga diperlukan stopper utk sesekali menghentikan langkah tamu yg mengantri utk bersalaman, untungnya kami sdh mengantisipasi dengan menyediakan dua stopper. Suvenir pernikahan, baik suvenir acara akad maupun resepsi, alhamdulillah tdk kurang.

HT juga digunakan agar panitia tdk repot utk berkomunikasi satu sama lain.  Kami membuat grup whatsapp untuk berkomunikasi beberapa minggu sebelum acara berlangsung. Untungnya, ketika bertemu ketika acara, kami dpt langsung akrab dan dpt bekerja sama dgn baik (ada beberapa yg belum pernah bertemu secara langsung sblm acara).

Panitia itu adalah orang yg mengurusi orang lain bahkan ketika make up masih setengah terpasang di wajah, orang yg sibuk mengingatkan org lain utk makan meski dia sendiri akhirnya telat makan, orang yang ada di balik kemeriahan acara, orang yg namanya lebih banyak disebut ketika acara berlangsung, dan orang yang akan selalu dicari sebelum dan selama acara.

Kebaikan yg dimulai dengan niat tulus untuk membantu, tidak akan pernah sia-sia.

Xoxo,
B

Posted from WordPress for Android

Keterikatan, ketergantungan

Sudah cukup lama ga nulis di sini, selalu kehabisan energi tiap hari.. Heuheuheu..

Beberapa waktu lalu, ada seorang teman yang menceritakan ttg ketergantungannya pada kopi. Setiap hari ia harus selalu meminum kopi, teman saya ini berjenis kelamin perempuan. Hidupnya terasa kurang jika tdk meminum kopi.

Kemudian, dia bertanya apakah saya tdk pernah meminum kopi dan apakah dari dulu hanya minum air putih saja. Lalu, mulailah saya bercerita…

Dulu, semasa kuliah, saya adalah peminum kopi. Tiada hari yg terlewatkan tanpa meminum kopi. Rasa-rasanya persis dgn kondisi teman saya saat ini. Namun, saya yg memang tdk menyukai keterikatan atau ketergantungan thdp sesuatu, mulai berpikir bahwa seharusnya tanpa kopi pun saya bisa menjalani hari-hari saya dgn baik. Selain itu, kopi (dan teh) mengandung senyawa (kafein dan tanin) yang menghambat absorpsi zat besi, padahal kan mayoritas perempuan Indonesia mengalami defisiensi zat besi.

Beranjak dari pemikiran tersebut, saya memantapkan niat utk memutus keterikatan saya terhadap kopi. Caranya?  Pertama, saya menurunkan kekentalan kopi secara bertahap. Setelah itu, saya mengganti kebiasaan meminum kopi dengan teh yang kelat (kental). Kemudian secara bertahap, saya pun menurunkan kadar kekentalan teh. Akhirnya saya hanya meminum air putih. Perlu waktu sekitar setahun sepertinya.

Saat ini, sebagian besar cairan yg masuk ke tubuh saya memang air putih, tetapi bkn berarti saya benar tdk meminum minuman lain. Beberapa tahun sekali, saya meminum secangkir kopi (biasanya kopi yg campuran). Kadang, saya juga meminum teh.  Sirup atau minuman serbuk juga sesekali msh saya konsumsi. 

Perlu diingat bahwa “kesempurnaan tdk harus dicapai setiap hari, yg penting adl kita dpt yakin thdp diri sendiri bhw kita dapat menuju  pencapaian kesempurnaan melalui proses yang telah dilalui.”

Hari tanpa kopi?  Bisaaa koookkk..

Posted from WordPress for Android